Thursday, June 22, 2006

Nasib Pendidikan Indonesia

Tahu nggak sodara, ada tetangga satu kampung dengan tempat kelahiran saya dulu, namanya Alex, juara olimpiade fisika, dapat beasiswa, sudah diterima di PTN, ternyata nggak lulus gara-gara nilai matematikanya 3. Ada lagi seorang anak sopir truk pelabuhan, gantung diri gara-gara gak lulus UAN. Ajaib memang pendidikan Indonesia. Mau dibawa kemana?

Menurut saya pangkal masalahnya satu. Tiap ganti mentri, ganti kurikulum. Salah satu cara yang paling pas untuk memperpanjang masa hidup kurikulum adalah melalui mekanisme TAP MPR. Jadi ketentuan tentang pendidikan, harus ditetapkan dalam TAP MPR, berlaku selama 10 tahun minimal. Jadi orang bikin kurikulum juga nggak asal-asalan. Sebab, pendidikan adalah harapan satu-satunya di masa depan. Jika pendidikannya hancur juga, disamping banyak bagian lain yang hancur, maka apa yang diharapkan dari negara ini?

Tentu saja itu bisa diamandemen, tapi paling tidak mempersulit diknas untuk seenaknya ganti kurikulum. Dan mereka berfikir benar-benar, ijtihad, kurikulum apa yang paling pas buat kita.