Sunday, April 23, 2006

Calo

Mendengar kata calo,
mungkin kita akan teringat tiket, antrian, perantara, dlsb.

Calo, bisa berarti perantara, bisa juga reseler,

Cuma entah kenapa, kata calo kadang berkesan negatif,
mengapa, karena terkadang apa yang calo lakukan, adalah menggunakan kesempitan orang, menjadi suatu kesempatan,
ok, kalo sampe di sini, mungkin bisnis yang lain pun, pada prinsipnya adalah menggunakan kesempitan orang menjadi kesempatan,
kita yang gak bisa bikin baju sendiri, akhirnya dimamfaatkan oleh orang lain, untuk menyediakan baju untuk kita, dst.
Tapi calo, apa yang salah dengan calo? kalo gak salah ingat, calo biasanya punya kemampuan memborong karcis di loket, dan menjual kembali dengan harga yang lebih tinggi, dan, kita jadi gak punya pilihan lain, ini praktek calo yang merugikan.

Seingatku, dulu bahkan karcis bioskop pun dicaloin, padahal itu juga bioskop murahan, namanya benhil bobrok, dinamai demikian karena ada tandingannya, yaitu benhil raya, padahal benhil bobrok waktu itu, gak sebobrok benhil raya sekarang, dan benhil bobroknya sendiri, udah jadi apartemen megah.

selain itu, karcis kereta api, itu juga yang ku tau cuma kereta kelas ekonomi, kalo kereta kelas lain yang lebih tinggi, terus terang aku gak tau, karena gak pernah naik.
kata karcis, berbeda dengan kata tiket, menurut pengamatanku, karcis bentuknya selalu lebih kecil, sedangkan tiket, biasanya lebih mewah dan harganya lebih mahal, bentuknya juga lebih bagus, lebih lebar dan kadang lebih berlembar2. :)

yang pernah ku ingat lagi, tiket pelni, lagi2, yang ku ingat juga kelas ekonomi, karena pernah sekali beli tiket pelni, di gedung pelni yang di jalan angkasa itu, pas aku beli buat tiket vip, gak ada calo, kenapa, karena calo gak boleh masuk ke situ,

jadi, memang calo biasanya berkesan negatif, karena pada saat orang susah sedang ke susahan, mereka memamfaatkan kesusahan itu menjadi keuntungan buat mereka,

gak ngerti, apakah calo juga ada di negeri lain selain di negeri indonesia bagus ini, karena kebetulan baru negeri2 di dalam negeri lah yang baru dapat aku kunjungi,

akan tetapi, sebetulnya sebagian dari kita pun, biasanya tanpa di sadari, sudah juga menjadi calo. walau tidak sekejam calo yang kejam. :)

di tulis sore2, setelah berurusan dengan calo, 7 april 2006

1 comment:

fade2blac said...

Salah satu efek calo adalah: Biaya tinggi! Dan ini fatal jika dirunut lebih luas. Tapi calo banyak disukai, karena nggak usah kerja. Cuman ngubung-ngubungin langsung dapat mentahnya..hehehe..