Saya nggak habis pikir, dari sekian ribu orang yang tinggal di Jakarta, terutama kaum akademisi, masak nggak ada satupun yang mengeluarkan solusi untuk kemacetan Jakarta? Di Jakarta ada puluhan kampus, dan kebanyakan orang-orang pinter (itupun kalau ada orang pinter, dan ini asumsi, bukan hasil riset, jadi jangan didebat :-)), tinggal di Jakarta. Saya ngebayangin akademisi ini berlomba-lomba untuk mencari tahu bagaimana cara ngatasin macet yang smakin menggila. Kasihlah rekomendasi ke Pemda, atau penelitian yang komprehensif tentang kemacetan kota. Atau mungkin sudah diajuin tapi gak dianggep sama Pemda? Konon juga, tahun 2015 nanti, keluar rumah udah macet. Hehehe..
Kebanyakan solusi yang diambil adalah solusi proyek. Bikin jalur busway, proyek pengadaan busway (asik dapat cipratan), proyek monorel, proyek apalagi ya? Subway? Subway?? Ngatasin banjir yang datang tiap tahun aja nggak gablek mau bikin subway.
Menurut pendapat saya yang suka komplen ini, pendekatan pemda DKI harus dari sisi policy. Tujuan utamanya adalah mengurangi kendaraan pribadi di jalan raya. Jadi mungkin begini:
- Naikkan pajak mobil berplat nomor B setinggi 500%. Jadi kalau nggak bener-bener kaya, jangan harap punya mobil. Lalu kendaraan yang berplat nomor non B, kalau masuk Jakarta, harus membayar pajak khusus (bisa harian, mingguan atau bulanan). Ini nanti pasti dapat tentangan dari produsen mobil dan masyarakat menengah atas. Yah ini harus diperhitungkan penanganannya.
- Naikkan ongkos parkir di Jakarta, terutama di kantor-kantor umum. Tentu lebihan uangnya harus masuk ke Pemda.
- Nah dari duit lebihan tadi (point 1 dan 2), disubsidi untuk manajemen angkutan umum yang lebih nyaman. Misalnya dengan membangun sistem karcis terusan. Dalam arti kalau orang naik KRL, terus sambung metro mini, gak perlu bayar lagi, pake satu karcis. Ini karcis bisa model berlangganan mingguan atau bulanan. Bisa juga harian atau beli di tempat karcis non terusan. Di London kan bisa jalan, nah bayarin tuh orang-orang pinter suruh ke London belajar caranya manajemen transportasi.
- Hapuskan sistem setoran di angkutan umum. Setoran adalah roots of all evil di jalan raya. Pengemudi angkutan umum jadi ugal-ugalan, berhenti seenaknya dll, karena mereka harus ngejar setoran. Dikasih pencerahan apapun, IMHO, nggak akan berhenti sampai sistem setoran dihapuskan. Lalu apa alternatifnya? Bisa dengan sistem gaji. Atau kaitannya dengan sistem karcis terusan tadi. Tentu gaji pengemudi harus tinggi supaya meminimalkan potensi curang. Bisa juga kalau pemda punya lebihan duit dari pajak dan parkir, disubsidi para pengemudi ini.
- Pembuatan SIM diperketat. Nggak gampang orang bikin SIM. Namun sekali bikin berlaku seumur hidup, atau paling tidak dalam jangka waktu lama (misalnya 5 tahun). Sebetulnya kalau dipikir perpanjangan SIM nggak masuk akal, karena toh kalau orang sudah bisa nyetir, nggak mungkin lupa. Ya ga? Jadi yang di jalan raya itu bener-bener orang yang terpilih.
Begitu lamunan setelah kekenyangan makan siang. Intinya sih banyak cara yang bisa dilakukan asal paham bener akar permasalahannya, dan dalam menyusun solusi, tidak ada kepentingan politik maupun duit. Ini yang sulit. Tulisan ini dulu pernah saya posting ini di milis teknologia.
No comments:
Post a Comment